Wednesday 6 March 2019

Sejarah E-learning


E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet,
atau media jaringan computer lain (Hartley, 2001).
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan computer,
maupun computer standalone (Glossary, 2001).
E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan
isi pembelajaran , interaksi, atau bimbingan (Koran, 2002).

E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas
llionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis
komputer (computer assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat
itu, perkembangan E-Learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi. Berikut perkembangan E-Learning dari masa ke masa :

a. Tahun 1990 : Pada masa CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.

b. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara masal.

c. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat
mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar
LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul
misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT
Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

d. Tahun 1999 sebagai tahun aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar
dan berukuran kecil.

Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (Classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan / optional,
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).

a. Suplemen

Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban /
keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan.

b. Komplemen (Tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelangkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melangkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
Komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan utnuk
menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik
di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi
pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada
peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai / memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast leaners)
diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru didalam kelas. Dikatakan sebagai program
remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas
(Slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka.

c. Pengganti (Substitusi)

Beberapa perguruan tinggi di Negara-negara maju memberikan beberapa
alternatif model kegiatan pembelajaran / perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.
Keunggulan

Keuntungan menggunakan E-Learning adalah sebagai berikut :
a. Menghemat waktu proses belajar mengajar.
b. Mengurangi biaya perjalanan.
c. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku).
d. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
e. Melatih pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kekurangan

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Berbagai keritik (Bullen,2001 dan Beam,1997), antara lain :
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan
ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
6. tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. kurangnya tenaga yang mengtahui dan memiliki keterampilan internet.
8. kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Artikel Terkait